Lamborghini Huracán LP 610-4 t

CSS3 3D top shift menu By Selladrt

Back to original tutorial on Script Tutorials
Pujangga Cinta-1
Menjadikan yang mendengarnya merasa disanjung setinggi-tingginya. Kata-kata pujangga biasanya digunakan untuk mengungkapkan kecintaan terhadap seseorang atau merayu seseorang. Sudah pasti, yang hendak dirayunya pun akan terjerat dalam rayuan kata-kata pujangga. Jika seseorang mengungkapkan perasaannya dengan menggunakan kata-kata cinta yang begitu indah, begitu puistis, begitu berirama dan berima, selalu dikatakan kata-katanya yang diucapkannya ialah kata-kata pujangga, meski ia bukanlah seorang penulis puisi. Meski ia bukanlah orang yang begitu menyukai sastra atau karya sastra. Namun begitulah, jika seseorang menuliskan kata-kata pujangga atau mengungkapkan suatu hal dengan mempertimbangkan segi pilihan kata (diksi), rima, dan makna, bisa dikatakan bahwa dia sedang berpujangga. Padahal,, pujangga sendiri memiliki arti bukanlah dari segi hasil melainkan dari segi profesi, pelaku, orangnya. Jika dikatakan ia sedang bergombal mungkin bisa saja diterima sebab ada pula yang menganggap kata-kata pujangga sebagai bentuk kegombalan seseorang untuk merayu atau meluluhkan hati pasangan juga yang dicintainya. 
Pujangga Cinta-2
Pujangga sesungguhnya ialah penyair. Hanya saja kata pujangga diidentikkan dengan zaman terdahulu. Pada zaman kerajaan lebih banyak dikenal istilah pujangga dibanding dengan istilah penyair. Dalam kisah Tutut Tinular pun, dikisahkan seorang pendekar bernama Arya Dwipangga yang gemar bersastra membuat puisi. Ketika itu, Dwipangga merupakan satu-satunya pendekar yang juga dikenal sebagai pujangga. Saking identiknya Dwipangga dengan kata-kata pujangga yang dibuatnya, ia dijuluki pendekar puisi. Pada 1930-an dikenal istilah angkatan Pujangga Baru untuk mengidentifikasi penyair yang muncul dari segi kekaryaannya pada tahun tersebut. Pada tahun tersebut pun, kultur Melayu masih lekat sehingga penggunaan kata pujangga masih sering dipakai oleh masyarakat. Dapat dilihat dari karya sastra yang lahir pada tahun tersebut. Kata-kata pujangga yang terdapat dalam puisi, roman atau novel mencirikan kekhasan penggunaan bahasa yang puitis, syahdu, bijak, dan terkadang diselipi nasihat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pujangga berarti pengarang hasil-hasil sastra, baik puisi maupun prosa. Masih menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pujangga pun berarti ahli pikir, ahli sastra. Jadi jelaslah, istilah pujangga sama artinya dengan istilah penyair atau pengarang sastra, tentunya. Kata-kata pujangga tercantum dalam berbagai karya sastra. Untuk karya sastra lama, tentunya pengkategoriannya masuk ke dalam pujangga lama. Di antaranya berupa syair, pantun, gurindam, dan hikayat. Sementara dalam pengkategorian pujangga baru tidak diklasifikasikan dari segi jenisnya. Pada sastra pujangga baru, lebih dimunculkan ciri khas pujangga baru lebih menonjolkan unsur nasionalis dan intelektual. Berbicara mengenai kata-kata pujangga, berarti berbicara mengnai karya. Berbicara mengenai tulisan, mengenai teks yang ditulis oleh pengarang, penulis puisi atau novel. Namun, kata-kata pujangga pun tercantum pula dalam sebuah lirik lagu berjenis dangdut yang dipopulerkan Rhoma Irama. Lagu yang berjudul Kata Pujangga tersebut mengatakan kata-kata pujangga yang mengungkapkan mengenai indahnya cinta. Dalam lagu tersebut pun terungkapkan nasihat agar mencintai sekadarnya, tak berlebihan